Bua, InfoPublik – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Luwu, Dr Hj Hayarna Basmin menghadiri program Peningkatan Kesertaan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Oleh Tim KB Keliling Dinas Pengendalian Penduduk dan KB di aula Puskesmas kecamatan Bua, Kamis (17/3/2022)
Dalam sambutannya, Hj Hayarna Basmin menjelaskan, program Keluarga Berencana merupakan salah satu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
“Pemerintah gencar melaksanakan Program KB agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi,” jelas Hj hayarna Basmin
Menurutnya, program KB ini sangat didukung oleh TP PKK Kabupaten Luwu karena sangat berkaitan dengan program peningkatan kesejahteraan Keluarga
“Selaku Ketua TP PKK Kabupaten Luwu, saya memberikan apresiasi dan turut mendukung pelaksanaan kegiatan ini yang bertujuan mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk,” kata Hj Hayarna Basmin
Sementara itu, Sekretaris Dinas Dalduk dan KB, Sahrun, menguraikan, metode kontrasepsi jangka panjang adalah alat kontasepsi yang berfungsi untuk menunda atau mengendalikan jarak kehamilan dan menghentikan kesuburan. Alat kontrasepsi yang digunakan yakni IUD (spiral), IMPLANT (susuk), Metode Operasi Wanita (Tubektomi) dan Metode Operasi Pria (vasektomi ).
“Hingga Desember 2021, Peserta KB aktif di kabupaten Luwu sebanyak 34.300 orang atau sekitar 67,96 persen dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 50.473 orang. Capaian untuk Kecamatan Bua, Peserta KB aktif sebanyak 3.192 orang atau 70,64 persen dari total 4.519 orang Pasangan Usia Subur,” ungkap Sahrun
Pada kegiatan tersebut, sebanyak 26 Akseptor memperoleh pelayanan KB, dimana 24 akseptor menerima layanan pemasangan Implant dan 2 akseptor menggunakan IUD.