Belopa – Kehadiran Menteri Pertanian Republik Indonesia Amran Sulaiman di kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan memberi angin segar dan kesempatan kepada para petani untuk menumpahkan isi hatinya terhadap persoalan yang dihadapi selama ini.
Dikemas dalam dialog terbuka di tribun lapangan Andi Djemma Belopa, senin 11 maret 2019, dihadapan kurang lebih 15000 petani se Luwu raya, Amran Sulaiman menjelaskan kedatangannya di Kabupaten Luwu untuk mengetahui sejauhmana tingkat produksi petani saat ini.
“Seharusnya saat ini saya dan beberapa menteri mendampingi Kunjungan kerja Pak Presiden ke Hutan Karet di Banyuasin, tapi pak Presiden berkata dahulukan rakyat daripada mendampingi saya, sehingga hari ini saya dating bersama rombongan”,kata Amran Sulaiman
Menurut Menpan, Presiden berpesan bahwa jangan ke Luwu jika tidak memberikan dampak bagi masyarakat Luwu, paing tidak memberikan bantuan untuk keperluan para petani.
“Hari ini Saya membawa Dirjen Perkebunan, Direktur Pemasaran Pupuk, Direktur Bulog, dan Wakapolda untuk menjawab persoalan persoalan yang terjadi dikalangan petani, jadi saya harap keluarkanlah unek-unek bapak ibu insya Allah saya tidak akan tinggalkan Luwu tanpa menyelesaikan persoalan itu”,lanjut Amran Sulaiman.
Andi Syaifullah, salah seorang petani asal Suli yang diberi kesempatan untuk berdialog dengan Mentan, mengeluhkan langkahnya pupuk didaerahnya, ia bahkan mencurigai adanya permainan yang dilakukan oleh pihak distributor selama ini.
“Jika betul ada distributor yang mempermainkan masyarakat tolong catat dan laporkan, pak Kapolres silahkan periksa distributor tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku, jika memang terbukti ada unsur kesengajaan maka saya minta Direktur pemasaran pupuk untuk mencabut izin distributornya, tidak ada ampun bagi distributor nakal”,tegasnya
Sebelum dialog, Mentan mengunjungi Kebun peremajaan Coklat sekaligus menanam langsung bibit Coklat di Desa Wonosari kec. Kamanre kabupaten Luwu.
“Sesuai dengan perintah Bapak Presiden Jokowi, hari ini kita tanam bibit unggul kakao yang produktivitasnya 4,5 sampai 5 ton per ha per tahun, ini sebagai salah satu upaya mengembalikan kejayaan rempah dan komoditas perkebunan di Indonesia.” Jelasnya.
Amran Sulaiman menegaskan peningkatan produktivitas kakao ini yakni beranjak dari kelemahan kakao Indonesia yakni terkait produktivitas dan pemeliharaanya seperti terlambatnya pemangkasan. Selama ini, produktivitas kakao hanya 0,7 ton per ha per tahun bahkan 0,5 dan 0,8 per ha per tahun.
Menteri Pertanian juga memberikan bantuan langsung sebuah Handtractor kepada Pimpinan Pesantren Darul Istiqamah untuk mengelola tanah pertanian milik pesantren tersebut. Untuk bantuan se Sulawesi Selatan, Mentan memberikan bantuan 1,5 juta batang bibit kakao, ayam sebanyak 500 ribu ekor, dan kambing sebanyak 350 ribu.
Hadir pula pada kesempatan itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Luthfi, Dirjen Perkebunan, Kasdi Subagiyono, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry, Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Drs. Adnas M.Si Bupati Luwu, H. Basmin Mattayang, Wakil Bupati Luwu, Syukur Bijak, Walikota Palopo, H. Judas Amir, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Inriani, Danrem 142/Tatag, Kolonel Inf Eventius Teddy Danarto, Dandim 1403 Sawerigading Letkol Inf M Imasfy dan Kapolres Luwu, AKBP Dwi Santoso.