Takalar, InfoPublik – Kabar memilukan sempat membuat shock para peserta, official dan pelatih dari Kafilah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Kabupaten Luwu. Hal ini lantaran sehari setelah mereka tiba di Kabupaten Takalar untuk mengikuti ajang MTQ Ke XXXIII Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, harus mendengar kabar bahwa keluarga yang ditinggalkan mengalami musibah banjir dan tanah longsor.
Kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi di Kabupaten Luwu, mengakibatkan beberapa kecamatan mengalami bencana banjir dan tanah longsor pada Jum’at (03/05/2024).
Dengan kondisi tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Luwu, Drs. H. Muh. Saleh, M.Si melakukan langkah-langkah penanganan dengan menetapkan waktu tanggap darurat bencana selama 30 (Tiga Puluh) hari terhitung mulai tanggal 3 Mei s/d 1 Juni 2024.
4 Kecamatan terjadi bencana tanah longsor, yakni di Kecamatan Latimojong, Bastem, Bastem Utara dan Bajo Barat. Sedangkan bencana banjir terjadi di Kecamatan Suli, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa, Kecamatan Belopa Utara, dan Kecamatan Larompong Selatan.
Para peserta dan official dari Kafilah MTQ Luwu tak luput dari bencana tersebut terutama mereka yang berdomisili dari kecamatan yang terdampak banjir dan tanah longsor.
“Informasi dari bapak, rumah saya hampir hanyut karena terletak di bantaran sungai desa Cakkeawo Kecamatan Suli”, kata Andi Rahmayanti, salah seorang peserta cabang lomba cacat netra (Canet) putri.
Dirinya mengaku hampir tidak bisa konsentrasi karena memikirkan keluarganya yang tertimpa bencana banjir.
“Karena sudah terlanjur saya disini maka saya harus menyelesaikan lomba ini sampai selesai baru saya pulang”, lanjutnya yang terlihat tegar.
Hal serupa dialami oleh Syathir Almannan, peserta cabang lomba MSQ Putra yang berdomisili di Kelurahan Suli Kecamatan Suli, serta peserta MSQ Putri, Anna Syifa (Desa Malela), Zakurah Yasir (Desa Murante) dan Annisa Nurfadilah (Kelurahan Suli). Selain peserta, para official dan pelatih juga terdampak dari bencana tersebut, namun mereka tetap berkomitmen untuk menyelesaikan lomba hingga akhir.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Luwu, H Nurul Haq atas instruksi Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan harus kembali ke Kabupaten Luwu untuk melaporkan kondisi terkini terkait aset Kementerian agama yang terdampak.