Belopa, InfoPublik – Sekolah Budaya Luwu (SBL) I La Galigo kembali menggelar acara ‘Mappatemme Sikolah’ angkatan IV tahun 2020 di Baruga Arung Senga Kelurahan Senga Kecamatan Belopa, Selasa (15/12/2020)
Mappatemme Sikolah kali ini terasa lebih istimewa karena bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Sekolah Budaya Luwu yang ke – I. Hadir para Alumni SBL mulai Angkatan I hingga Angkatan IV dengan mengenakan pakaian adat Luwu berbaur dalam suasana gembira
Selain Alumni, hadir pula Anggota Dewan Adat 12 Kedatuan Luwu, Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja Opu To Sattiaraja, Arung Larompong, Andi Pahri, Arung Senga, Andi Saddakati Arsyad, Kadis Ketahanan Pangan, Tandiraja, Asisten II, Andi Palanggi, Asisten III, Baharuddin dan Pimpinan PT Masmindo Dwi Area
Ketua Yayasan Sekolah Budaya Luwu, Sharma Hadeyang dalam sambutannya menceritakan secara singkat sejarah dimulainya merintis SBL
“Perlu kami sampaikan bahwa proses berdirinya Sekolah Budaya Luwu ini sangatlah tidak mudah karena banyak mengalami rintangan. Tetapi kami yang berjumlah sembilan orang pemuda Luwu yang memiliki komitmen dan terpanggil untuk mengambil peran dalam rangka menghilangkan kerisauan kami atas perkembangan zaman yang begitu maju dan berkembang yang seakan menggilas nilai-nilai luhur kita sebagai Wija To Luwu”, ungkap Sharma Hadeyang
Namun dalam perkembangannya, dari 9 orang tersebut, dua orang diantaranya mengundurkan diri karena tidak mampu meneruskan perjuangan. Mundurnya 2 orang anggota lantas tidak membuat mereka berkecil hati, bahkan menjadi pemicu semangat bagi untuk terus berjuang karena ini panggilan nurani bukan panggilan harta maupun jabatan.
“Oleh karena itu, kepada seluruh alumni, kalian adalah perwakilan kami atau agen-agen budaya Luwu di masa mendatang, terutama dalam lingkungan keluarga, sahabat kita, orang-orang terdekat, di sekolah, di kantor-kantor dan dimanapun kita berada, disanalah tempat kita untuk mengabdikan apa yang telah kita pelajari di Sekolah Budaya Luwu”, lanjutnya
Mereka menyadari, Apa yang SBL berikan tidak seberapa, tidak bisa dinilai, tetapi itu akan bermakna jika mampu membesarkannya ditengah-tengah kehidupan masyarakat
“Kalau bukan kita, sapa lagi yang akan meneruskan nilai-nilai luhur budaya kita”, tutur Sharma Hadeyang
Sementara itu, Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja Opu To Sattiaraja mengatakan bahwa semua elemen, baik itu pemerintah daerah, pihak swasta maupun masyarakat agar dapat mendukung perkembangan Sekolah Budaya Luwu
“Jika dibandingkan dengan usia manusia, SBL ini masih seorang bayi. Namun kehadirannya di Kabupaten Luwu telah membawa perubahan yang cukup signifikan dalam upaya mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya adat Luwu”, kata Andi Syaifuddin
Menurutnya, Kehadiran pimpinan PT Masmindo Dwi Area pada acara HUT ke I SBL kali ini diharapkan dapat menjadi mitra dalam perkembangan Sekolah Budaya Luwu.